Alkisah seorang pemuda tengah berjalan di siang hari yang panas
dengan perasaan kecewa. Ia berpikir bahwa kehidupan yang sekarang dia jalani,
tidak bahagia dan tidak menyenangkan. Saat ia berjalan, ia bertemu dengan
seorang pejabat pemerintah yang begitu dikagumi dan dihormati karena memiliki
kekuatan masa yang cukup besar di dalam masyarakat. Ia pun berkata, “Seandainya
aku menjadi pejabat seperti itu, tentunya aku akan kuat karena aku memiliki
pendukung yang banyak.” Seketika itu pulalah ia menjadi pejabat yang memiliki
kekuatan masa yang banyak.
Setelah menjadi pejabat yang dihormati masyarakat, ia pun
meneruskan perjalanannya. Di tengah perjalanan ia sangat kepanasan karena
teriknya matahari. Ia pun berkata, “Ternyata yang lebih kuat adalah menjadi
matahari bukan menjadi pejabat, aku ingin menjadi matahari yang memiliki
kekuatan dengan sinarnya.” Seketika itu pulalah ia menjadi matahari yang
menyengat setiap orang dengan panasnya. Ia pun berkata, “Aku sekarang kuat,
tidak ada lagi yang mampu menandingiku.”
Ia pun meneruskan perjalanannya kembali, saat di tengah
perjalanan ia terhalang oleh awan hitam yang sangat pekat, sehingga sinarnya
terhalang oleh kehadiran awan hitam itu. Ia pun berkata, “Menjadi matahari
tidak menjadikan diriku yang paling kuat, aku ingin menjadi awan hitam karena
awan hitam lebih kuat dari matahari.” Seketika itu pulalah ia menjadi awan
hitam. Sekali lagi begitu bangganya dia sekarang, karena menjadi yang paling
kuat. Ia pun kembali meneruskan perjalanannya.
Sewaktu dalam perjalanannya, ia dikejutkan oleh angin yang
berhembus dengan sangat kencang, ia pun tertiup oleh kekuatan angin. Dan ia
berkata, “Oh, angin sungguh besar kekuatanmu, aku ingin menjadi sepertimu.”
Seketika itu ia berubah menjadi angin. Dengan sombong ia meniupkan kekuatannya
ke sana kemari, sehingga rumah dan bangunan yang tertiup olehnya hancur
berantakan. Kembali ia tertawa lebar dan bangga atas kekuatan yang dimilikinya.
Ia pun meneruskan perjalanannya kembali.
• Dalam
perjalanannya, ia bertemu dengan sebuah gunung batu, pemuda sombong ini
berkata, “Hai, gunung batu minggir kau, kamu telah menghalangi jalanku.” Tetapi
gunung batu ini diam seribu kata, lalu ia pun meniupkan kekuatannya. Alangkah
terkejutnya dia, gunung batu tersebut tidak bergerak sama sekali dan dia pun
dengan segenap kekuatan yang dimilikinya membenturkan dirinya ke gunung batu
dengan harapan gunung batu tersebut roboh. Tetapi apa yang terjadi ia sendiri
yang roboh dan ia pun berkata, “Gunung batu ini begitu kuat, aku ingin menjadi
sepertinya.” Seketika itu pulalah dia menjadi gunung batu. Dia pun berpikir
tidak ada lagi kekuatan yang menandingi dirinya. Tapi apa yang terjadi, dia
dikejutkan oleh seorang tukang batu yang memecah dirinya menjadi
berkeping-keping dengan palu yang digunakannya. Tanpa basa-basi lagi ia
berkata, “Sungguh hebat sekali tukang batu ini, aku ingin menjadi sepertinya.”
Seketika itu pulalah dia terbangun dari mimpinya, kemudian dia termenung sesaat
dan kembali meneruskan pekerjaannya sebagai tukang batu.
• Saudara,
dari cerita di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa tidak ada satu pun
makhluk yang ada di bumi ini menjadi yang terkuat dan paling berkuasa, semua
memiliki tugas dan fungsinya masing-masing. Kesombongan dan iri hati hanya akan
merusak diri kita sendiri. Hanya dengan berusaha, berdoa, dan berpasrah diri
kita dapat meraih kunci sukses dalam hidup ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar