Selasa, 22 November 2016

Mimpi seorang tukang batu

Alkisah seorang pemuda tengah berjalan di siang hari yang panas dengan perasaan kecewa. Ia berpikir bahwa kehidupan yang sekarang dia jalani, tidak bahagia dan tidak menyenangkan. Saat ia berjalan, ia bertemu dengan seorang pejabat pemerintah yang begitu dikagumi dan dihormati karena memiliki kekuatan masa yang cukup besar di dalam masyarakat. Ia pun berkata, “Seandainya aku menjadi pejabat seperti itu, tentunya aku akan kuat karena aku memiliki pendukung yang banyak.” Seketika itu pulalah ia menjadi pejabat yang memiliki kekuatan masa yang banyak.
Setelah menjadi pejabat yang dihormati masyarakat, ia pun meneruskan perjalanannya. Di tengah perjalanan ia sangat kepanasan karena teriknya matahari. Ia pun berkata, “Ternyata yang lebih kuat adalah menjadi matahari bukan menjadi pejabat, aku ingin menjadi matahari yang memiliki kekuatan dengan sinarnya.” Seketika itu pulalah ia menjadi matahari yang menyengat setiap orang dengan panasnya. Ia pun berkata, “Aku sekarang kuat, tidak ada lagi yang mampu menandingiku.”
Ia pun meneruskan perjalanannya kembali, saat di tengah perjalanan ia terhalang oleh awan hitam yang sangat pekat, sehingga sinarnya terhalang oleh kehadiran awan hitam itu. Ia pun berkata, “Menjadi matahari tidak menjadikan diriku yang paling kuat, aku ingin menjadi awan hitam karena awan hitam lebih kuat dari matahari.” Seketika itu pulalah ia menjadi awan hitam. Sekali lagi begitu bangganya dia sekarang, karena menjadi yang paling kuat. Ia pun kembali meneruskan perjalanannya.
Sewaktu dalam perjalanannya, ia dikejutkan oleh angin yang berhembus dengan sangat kencang, ia pun tertiup oleh kekuatan angin. Dan ia berkata, “Oh, angin sungguh besar kekuatanmu, aku ingin menjadi sepertimu.” Seketika itu ia berubah menjadi angin. Dengan sombong ia meniupkan kekuatannya ke sana kemari, sehingga rumah dan bangunan yang tertiup olehnya hancur berantakan. Kembali ia tertawa lebar dan bangga atas kekuatan yang dimilikinya. Ia pun meneruskan perjalanannya kembali.
      Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan sebuah gunung batu, pemuda sombong ini berkata, “Hai, gunung batu minggir kau, kamu telah menghalangi jalanku.” Tetapi gunung batu ini diam seribu kata, lalu ia pun meniupkan kekuatannya. Alangkah terkejutnya dia, gunung batu tersebut tidak bergerak sama sekali dan dia pun dengan segenap kekuatan yang dimilikinya membenturkan dirinya ke gunung batu dengan harapan gunung batu tersebut roboh. Tetapi apa yang terjadi ia sendiri yang roboh dan ia pun berkata, “Gunung batu ini begitu kuat, aku ingin menjadi sepertinya.” Seketika itu pulalah dia menjadi gunung batu. Dia pun berpikir tidak ada lagi kekuatan yang menandingi dirinya. Tapi apa yang terjadi, dia dikejutkan oleh seorang tukang batu yang memecah dirinya menjadi berkeping-keping dengan palu yang digunakannya. Tanpa basa-basi lagi ia berkata, “Sungguh hebat sekali tukang batu ini, aku ingin menjadi sepertinya.” Seketika itu pulalah dia terbangun dari mimpinya, kemudian dia termenung sesaat dan kembali meneruskan pekerjaannya sebagai tukang batu.
      Saudara, dari cerita di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa tidak ada satu pun makhluk yang ada di bumi ini menjadi yang terkuat dan paling berkuasa, semua memiliki tugas dan fungsinya masing-masing. Kesombongan dan iri hati hanya akan merusak diri kita sendiri. Hanya dengan berusaha, berdoa, dan berpasrah diri kita dapat meraih kunci sukses dalam hidup ini.

Tidak ada komentar: