Teknik
Penulisan Surat
Untuk
memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Disusun
Oleh:
Puput
Bariadi
Nur Sahid
STAI KHOZINATUL ULUM BLORA
2015/2016 M.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Surat merupakan salah satu sarana komunikasi yang sangat akrab dengan
kehidupan kita. Kemajuan teknologi saat ini, sebenarnya memberikan berbagai
alternatif yang dapat menggantikan penyampaian pesan melalui sarana surat,
seperti internet, telegram, faksimile, dan telepon. Kenyataannya, pesan surat
masih tetap dominan karena berbagai kelebihan yang dimilikanya dibandingkan
dengan media lain. Surat memiliki daya tampung pesan yang sangat leluasa, daya
jangkau yang luas dan tingkat pembiayaan yang rendah[1].Namun,
berkomunikasi dengan surat tidaklah mudah, terutama untuk kepentingan formal.
Penulis dituntut untuk mampu menyajikan pesannya dalam bahasa yang logis,
jelas, singkat, dan sistematis, serta dalam format yang sesuai[2].
Menulis surat sebenarnya tidak jauh berbeda dengan menulis lainnya.
Dalam menulis surat, kita juga perlu mengetahui untuk keperluan apa surat itu
kita tulis. Namun demikian, karena bentuk surat berbeda dengan bentuk tulisan
cerita, pidato, dan lainnya, maka dalam penulisannya pun sedikit memiliki
perbedaan[3].
Surat adalah secarik kertas atau lebih yang berisi percakapan
(bahan komunikasi) yang disampaikan seseorang kepada orang lain, baik atas nama
pribadi maupun organisasi/lembaga/instansi[4]. Isi
surat dapat berupa pemberitahuan, permohonan, undangan, panggilan dan
sebagainya.
Dalam suatu lembaga/instansi/organisasi, surat menyurat dapat
dilakukan baik secara intern maupun ekstern. Artinya dalam suatu lembaga antar
bagian atau departemen dapat menggunakan media komunikasi dengan cara saling
menulis surat (korespondensi)[5].
Begitupula antar lembaga/instansi/organisasi dapat berkomunikasi dengan
surat-menyurat.
1.2
Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, ada beberapa pertanyaan yang kami
ajukan sebagai sebuah persoalan yang perlu dikaji lebih lanjut, antara lain:
1.
Apa saja kaedah dalam penulisan surat?
2.
Bagaimana bentuk bahasa dalam surat?
3.
Bagaimana penulisan aneka surat?
1.3
Tujuan & Manfaat Penulisan
Makalah yang
kami sajikan memiliki tujuan untuk menggali informasi terkait dengan teknik
dalam penulisan surat, diantaranya:
1.
Mengetahui kaedah dalam penulisan surat.
2.
Menjelaskan bentuk bahasa dalam surat.
3.
Memahami penulisan aneka surat.
Di samping itu,
makalah ini bermanfaat sebagai pengayaan guna menambah khasanah keilmuan Bahasa
Indonesia.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Kaidah Dalam Penulisan Surat
Dalam penulisan surat, tampaknya masih banyak dari kita yang
mengalami kesulitan. Bahkan ketika kita menulis surat resmi, atau kita pernah
menerima surat dari seseorang/pihak lain, tak jarang di dalamnya ditemukan
ketidakjelasan isi, kekurangruntutan sajian, kekeliruan berbahasa, dan
ketidakjelasan format yang digunakan. Untuk itu, ada beberapa kaidah yang perlu
diperhatikan agar terhindar dari berbagai kesalahan, antara lain:
a.
Fungsi Surat[6]
1.
Alat Bukti Tertulis
Dipergunakan apabila ada perselisihan diantara orang dengan pejabat yang
menulis dan menerima surat tersebut karena menggunakan media surat. Dengan
adanya bukti surat maka dapat ditelusuri letak masalahnya, sehingga
kesalahpahaman dapat dihindari dengan adanya bukti tertulis.
2.
Bukti Historis
Dapat digunakan sebagai kajian tentang aktivitas atau
tindakan-tindakan.Sehingga dapat digunakan sebagai bukti histori dari suatu
organisasi/lembaga/instansi
yang bersangkutan.
3.
Alat Pengingat
Dengat surat, dapat digunakan sebagai alat pengingat yaitu dengan melihat
kembali surat yang pernah dikirim atau diterima.
4.
Duta Organisasi
Dengan melihat cara menggunakan bahasa dalam penulisan surat dapat
diketahui baik atau kurang baiknya pengirim surat. Dengan demikian surat
sebagai duta harus mencerminkan keadaan dari organisasi yang bersangkutan.
b.
Pedoman Penulisan Surat
Surat dapat digunakan sebagai pedoman untuk langkah-langkah berikutnya. Bagi
pembaca dapat dijadikan pedoman dalam menanggapi isi surat. Bagi penulis dapat
dijadikan pedoman untuk langkah selanjutnya; menunggu balasan atau mengirim ulang surat; agar permasalahan cepat selesai[7].
1.
Isi Surat
Isi surat harus singkat, jelas, dan sopan. Surat umumnya terdiri dari tiga alinea yaitu pembuka, isidan penutup. Surat yang
panjang, bisa terdiri dari lima (5) sampai tujuh (7) alinea.
2.
Bahasa Surat
Ragam
bahasa tulis, mencakup kaidah-kaidah yang berlaku.Penulis yang baik dituntut untuk menulis surat
dengan menggunakan bahasa yang baik yaitu dengan menggunakan kaidah-kaidah
bahasa yang benar, baku &
sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan..
3.
Kecakapan Menulis Surat
Artinya dapat menulis surat dengan ragam bahasa yang digunakan dan penulis
dituntut dapat memahami masalah/isi
surat serta latar belakangnya.
c.
Jenis/Penggolongan Surat
1.
Berdasarkan Wujudnya Surat[9]
a)
Kartupos
Digunakan untuk menulis surat yang isinya singkat. Surat ini bersifat
terbuka sehingga orang lain
(selain penerima) dapat membaca surat tersebut tanpa halangan[10].
b)
Warkatpos
Surat yang ditulis pada sehelai kertas serta didesain sedemikian rupa agar
tidak dapat dibaca orang lain. Warkatpos ini dikeluarkan oleh PN POSTEL[11].
c)
Surat Bersampul
Surat ini dianggap lebih sopan karena tertutup yaitu ditulis pada secarik
kertas yang dimasukkan pada sampul surat/amplop[12].
d)
Memorandum (Memo)[13]dan
Nota
Dipergunakan dikalangan internal suatu kantor berisikan pokok-pokok masalah
yang dituliskan secara singkat.Memo
biasanya dibuat oleh atasan kepada bawahan atau antara pejabat setingkat.Nota
bisa dibuat oleh atasan kepada bawahan atau bawahan kepada atasan untuk meminta
petunjuk/informasi[14].
e)
Telegram
Surat ini dapat menyampaikan informasi dengan jarak jauh. Surat yang diulis
dengan menggunaan alat yang namanya telegraf[15].
f)
Faximile (Teleks)
Merupakan jaringan teleprinter mirip jaringan telepol yang
fungsinya dapat mengirim surat dengan bentuk teks[16].
2.
Berdasarkan Tujuan atau Isinya (Surat Dinas)[17]
a)
Surat Pemberitahuan[18], yaitu surat yang berisi pemberitahuan
informasi agar diketahui oleh pembaca surat.
b)
Surat Perintah[19], yaitu surat yang berisi perintah suatu hal
untuk dilaksanakan oleh pembaca
surat.
c)
Surat Permintaan/Permohonan, yaitu surat yang berisi permintaan/permohonan
kepada penerima surat. Salah satu surat permohonan adalah Surat Lamaran Kerja[20].
d)
Surat Teguran/Peringatan, yaitu surat yang berisi
mengingatkan/menegur sesuatu atas tindakan yang telah dilakukan oleh penerima
surat.
e)
Surat Panggilan[21],yaitu surat yang berisi harapan/perintah agar
penerima surat melaksanakan apa yang diharapkan/diperintahkan penulis surat.
f)
Surat Pengantar[22],yaitu surat yang berisi penjelasan
atautentang sesuatu yang harus dilakukan/diteruskan oleh penerima surat atas lembar petunjuk yang dikirimkan bersamanya.
g)
Surat Keputusan,yaitu surat yang berisi memutuskan atau memerintahkan seperti yang telah
dituliskan pada surat.
h)
Surat Perjanjian,yaitu surat yang berisi suatu persetujuan diantara orang-orang untuk
melakukan atau menjanjikan sesuatu diantara mereka.
Dr. Kundharu Saddhono menambahkan
tentang surat Dinas yang lain, diantaranya:
i)
Surat Undangan,yaitu surat yang berisi keinginan penulis agar penerima surat datang pada
suatu acara[23].
k)
Surat Tugas, yaitu surat yang dipergunakan untuk menugaskan orang lain agar melakukan
pekerjaan tertentu[25].
m)
Surat Pernyataan, yaitu surat yang dipergunakan untuk memaklumkan. Isinya bermacam-macam
antara lain pernyataan pelaksanaan tugas, pernyataan belum bekerja, pernyataan
ikut berbelasungkawa, dan lain-lain[27].
o)
Surat Perjanjian Kerja, dipergunakan untuk mengadakan persetujuan antara perusahaan dengan karyawan.
Bentuknya bisa berupa: surat pemberian izin, surat keputusan, surat pengusulan,
surat susulan, surat kuasa, surat panggilan, surat berita acara[29].
p)
Surat-surat lain yang banyak beredar di dunia bisnis,
antaranya: surat penawaran, pesanan, dan tagihan[30].
SURAT
BERDASARKAN TUJUAN ATAU ISINYA (SURAT DINAS)
3.
Berdasarkan Isi atau Kepentingannya dan Pengirimnya[31]
a)
Surat Niaga/Bisnis, yaitu surat yang digunakan sebagai alat komunikasi persoalan bisnis.
b)
Surat Dinas, yaitu surat yang digunakan sebagai alat komunikasi kegiatan kedinasan.
c)
Surat Sosial, yaitu surat yang digunakan oleh lembaga/badan sosial dalam menjalankan
aktivitas yang bersifat non profit.
d)
Surat Bentuk lain, yaitu surat yang dapat digunakan dengan cepat untuk suatu kepentingan
yang mendadak atau harus dilakukan secara gerak cepat. Surat ini dapat ditulis tidak/kurang mengikuti kaidah yang berlaku
dalam penggunaan surat pada umumnya.
e)
Surat Pribadi atau Personal, yaitu surat yang digunakan sebagai komunikasi dengan
keluarga atau kerabat. Isinya tentang kekeluargaan atau persahabatan.
SURAT BERDASAR KEPENTINGANNYA & PENGIRIMNYA
4.
Berdasarkan Keamanan Isinya/sifatnya[32]
a)
Surat Rahasia atau Konfidensial (Terbatas), yaitu surat yang isinya tidak boleh
diketahui oleh orang lain selain orang yang dikirimi surat tersebut. surat ini
diberi tanda “R” atau “RHS”.
b)
Surat Sangat Rahasia, yaitu surat atau dokumen yang berhubungan dengan erat
dengan “keamanan negara”. Surat ini diberi tanda “RS” atau “SRHS”.
c)
Surat Biasa, yaitu surat pada umumnya yang dapat dilakukan dengan menggunakan
kartupos, warkat pos atau surat tertutup yang dimasukkan ke dalam sampulatau
cara lain.
SURAT BERDASARKAN KEAMANAN ISINYA/SIFATNYA
5.
Berdasarkan Urgensi Pengiriman/Penyelesaiannya[33]
a)
SuratSangatSegera atau
Kilat, yaitu surat yang harus dikirim dengat
secepat mungkin dan juga harus mendapatkan tanggapan secepat mungkin.
b)
Surat Segera, yaitu surat yang perlu mendapat tanggapan dari penerima surat atas isinya
sesegera mungkin ditindaklanjuti.
c)
Surat Biasa, yaitu surat yang tidak memerlukan waktu secepatnya dalam pengiriman
maupun dalam menanggapi surat tersebut, tetapi sesuai urutan penyelesaian
berdasarkan jadwal aktivitasnya.
SURAT
BERDASARKAN URGENSI PENYELESAIANNYA
6.
Berdasarkan Banyaknya Sasaran
a)
Surat Biasa, yakni surat yang sasarannya adalah orang-perorang,
biasanya jumlahnya terbatas.
b)
Surat Edaran, yaitu surat yang diedarkan agar isinya dapat diketahui orang banyak. Walaupun sasarannya banyak orang, tetapi surat edaran dibatasi
penerimanya.
c)
Surat Pengumuman, yaitusurat yang berisi untuk mengumumkan atau memaklumkan
sesuatu. Karena
sifatnya pengumuman, maka sasarannya tidak dibatasi.
Untuk keterangan, silahkan dilihat pada surat Berdasarkan Tujuan
atau Isinya (Surat Dinas).
SURAT
BERDASARKAN BANYAKNYA SASARAN
d.
Bagian-Bagian Surat[34]
1.
Kepala Surat/Kop Surat (Letter Head)
Terdiri
dari: nama organisasi/lembaga/instansi, alamat (nama, nomor dan nama jalan
serta kota), terkadang juga ditambahkan nomor telepon, alamat Fax atau Email.
2.
Tanggal Surat (Date of The Letter)
Tanggal surat harus lengkap, tidak perlu dituliskan nama kota.
Catatan lain, sebaiknya tanggal surat tidak diketik, melainkan dibuat (bisa cap
tanggal) saat surat bersangkutan akan dikirim, agar antara tanggal pembuatan
surat dan pengiriman tidak terpaut jauh.
3.
Pokok Surat (Subject Phrase)
Terdiri
dari: Nomor, Hal atau Perihal, dan Lampiran. Nomor ada pada Surat Niaga/Dinas,
bukan surat pribadi. Perihal berisipermasalahan pokok dari isi surat, berupa
kalimat pendek (satu sampai tiga kata). Lampiran biasanya berupa petunjuk yang
disertakan dalam surat.
4.
Alamat Dalam (Inside Address)
Adalah
nama dan alamat yang dituju pada pengiriman surat. Alamat dalam tidak boleh
ditulis “Di Tempat” walaupun pada sampul surat sudah tertulis Alamat yang
dituju. Alamat dalam surat harus ditulis apa adanya alamat yang dituju.
5.
Kata Pemanggil/Pujian (Salutation)
Dinamakan
pula Kata Pembuka atau Salam Pembuka, berfungsi sebagai pembuka dalam penulisan
surat. Contoh:
Surat
Dinas/Niaga : “Tuan yang terhormat”,
“Saudara yang terhormat”, “Dengan Hormat”. Dengan hormat kadang juga digabung
dalam awal kalimat menjadi “Dengan hormat kami beritahukan…..”.
Surat
Organisasi : “Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarokatuh”, “Salam Sejahtera”,
Surat
Pribadi : “Ayahanda Tercinta”,
Surat
Perjuangan : “Merdeka!!!”
6.
Isi Surat (Body of The Letter)
Isi
surat harus singkat, jelas dan sopan. Terdiri dari tiga sampai lima alinea.
Tiga alinea meliputi: alinea pertama berisi pembuka, alinea kedua berisis
maksud dan tujuan surat, alinea ketiga berisi penutup surat. Jika terdiri lima
alinea, meliputi: alinea pertama pembuka, alinea kedua pertimbangan atau alasan
menulis surat, alinea ketiga maksud dan tujuan surat, alinea keempat penjelasan
& kebijakan untuk penerima surat, alinea kelima penutup surat.
7.
Kata Penutup (Complementary Closed)
Yakni
bagian surat sebagai penutup surat. Bedanya
dengan kalimat penutup yang berupa alinea pada isi surat, jika kalimat
penutup berupa rangkaian kata-kata sebagai penutup isi surat, maka kata
penutup berisi kata atau kalimat untuk menutup surat, dan bukan isi
surat. Contoh: “Hormat kami”, “Salam Hormat”, “Wassalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh”, dalam bahasa Inggris pada Surat Niaga seperti, “Your truly, Yours
sincerely”.
8.
Tanda Tangan (Signature)
Sahnya suatu surat apabila surat itu ada tanda tangan sebagai
pertanggungjawaban atas isi surat. Sebenarnya tanda tangan tidak perlu diikuti
nama terang jikalau tanda tangan tersebut sudah mampu dibaca siapa nama yang
menandatangani. Seperi tanda tangan Presiden RI pertama, Ir. Soekarno.
2.2
Bentuk Bahasa Dalam Surat
Surat
merupakan salah satu bentuk karangan. Ini berarti hal-hal yang berlaku dalam
pengembangan suatu karangan, pada dasarnya berlaku pula untuk surat, misalnya
topic, tujuan, ejaan, diksi, gaya bahasa, pengkalimatan dan pengalineaan[35].
Secara
umum, bahasa surat dinas (resmi) memiliki ciri-ciri sebagai berikut[36]:
a.
Bahasa yang Jelas
Maksudnya, bahasa yang digunakan tidak memberi peluang untuk
ditafsirkan berbeda dari maksud penulis surat (ambigu/makna ganda).
b.
Bahasa yang Lugas dan Singkat
Artinya, bahasa yang sederhana, bersahaja, langsung tertuju pada
persoalan yang ingin dikemukakan.Kelugasan bahasa diwujudkan dalam pemakaian
yang ringkas tetapi padat makna.Pendeknya, langsung dan tidak berbelit-belit.
c.
Bahasa yang Santun
Artinya, bahasa yang dipakai menunjukkan rasa hormat dan
penghargaan yang wajar dari pengirim terhadap penerima surat.
d.
Bahasa yang Resmi
Artinya, bahasa yang mengikuti kaidah baku bahasa Indonesia.
Kebakuan ragam bahasa itu akan tercermin dalam ejaan, pilihan kata, dan
struktur kata yang digunakan. Bahasa baku harus bebas dari dialek[37],slang[38],
dan bahasa prokem[39].
2.3
Penulisan Aneka Surat
Surat
merupakan duta dari pengirim atau pembuat surat, harus mencerminkan keadaan
yang sebenarnya tentang diri pengirim surat. Teknik pembuatan surat agar dapat
berfungsi sebagai duta yang baik, maka perlu memperhatikan hal-hal berikut:
a.
Teknik Pembuatan Surat[40]
1.
Penggunaan Kertas
Harus mengacu pada standarisasi penggunaan kertas surat.
a)
Kertas surat harus bersih dan tidak kumal.
b)
Kualitas kertas yakni HVS (Houtvrij Schrijfpapier)[41]yakni
kertas tulis bebas serat kayu, dengan kualitas kertas bagus.
c)
Ukuran 21 cm x 29 cm (A4 = kuarto), bukan kertas folio (F4). Berat
kertas 70-80 gram.
d)
Kertas bisa berukuran 10 cm x 15 cm (A5 = Octavo).
e)
Sampul surat bisa ukuran 10 cm x 15 cm (kabinet kecil) atau ukuran
10 cm x 24 cm (kabinet besar).
f)
Cara melipat surat:
·
Kertas A4 dengan sampul kabinet kecil = 3 lipatan
·
Kertas A4 dengan sampul kabinet besar = 2 lipatan
·
Kertas A5 dengan sampul kabinet kecil = 2 lipatan
·
Kertas A5 dengan sampul kabinet besar = 1 lipatan
2.
Pengetikan atau Percetakan Surat
Isi surat diketik atau dicetak (diprint) dengan huruf-huruf yang
jelas dan tidak ada kesalahan dalam pengetikan. Terjadinya salah ketik maupun
salah cetak bisa menimbulkan kesan yang tidak baik dan menimbukan keragu-raguan
atas isi surat. Jarak baris surat, bisa 1 spasi, 1 ½ spasi, atau 2 spasi
tergantung kebutuhan akan keindahan dan peampilan surat.
3.
Bentuk atau Model Surat
Bentuk atau model surat berkaitan dengan kecocokan atau kepantasan.
Tujuannya afar surat terlihat rapi, bagus dan serasi. Bentuk surat disesuaikan
dengan perincian isi surat, dan panjang/pendek surat.
b.
Bentuk atau Model Surat[42]
Bentuk suratialah pola surat yang ditentuan oleh tata letak atau
posisi bagian-bagian surat (Finoza, 1991: 13). Masing-masing bagian surat
diletakkan dalam posisi tertentu sesuai dengan fungsinya[43].
1.
Bentuk/Model Lurus Penuh/Blok Penuh (Full Block Style)
Penulisan
surat mulai dari tanggal sampai kata penutup dimulai dari pasak pinggir
sebelah kiri.
2.
Bentuk/Model Lurus/Blok (Block Style)
Modifikasi
dari Full Block Style yaitu tanggal, kata penutup dan nama
penandatanganan surat ditulis sebelah kanan pada tabulator 45 sampai
50. Bagian surat yang lain, yakni alamat yang dituju, salam pembuka, isi
surat ditulis pada pasak pinggir sebelah kiri.
3.
Bentuk/Model Takuk/Gerigi (Indented Style)
Digunakan
pada penulisan surat yang isinya panjang atau agak panjang dengan
harapan penampilan surat memiliki keindahan.
4.
Bentuk/Model Setengah Lurus/Semi Blok (Semi Block Style)
Dipilih
apabila surat yang ditulis tidak begitu pendek juga tiadk begitu panjang.
Bentuk Semi Blok adalah bentuk campuran. Alamat dalam, bentuknya menggunakan
blok. Isi surat menggunakan bentuk lekuk/tekuk (Indented), yakni kalimat
pertama/baris pertama paragraph diketik/dicetak 5 spasi menjorok ke dalam; dan
seterusnya (yang lain) dari tepi. Berlaku untuk setiap alinea isi surat.
5.
Bentuk/Model Paragraf Menggantung (Hanging Paragraph Style)
Digunakan
pada penulisan surat yang isinya banyak terdapat perincian.
6.
Bentuk/Model Perkantoran (Official Style)
Digunakan di lingkungan pemerintahan sebagai surat dinas atau di
lingkungan Perbankan yang sering dinamakan Bentuk Surat Resmi. Official
Styledibagi dua macam: pertama, alamat dalam ditulis sebelah kiri
bawah (Bentuk Official A); kedua, alamat dalam ditulis sebelah kanan
atas (Bentuk Official B).
Ciri
Bentuk Surat Resmi Indonesia Lama[44]:
1.
Tanggal surat didahului nama tanggal,
2.
Alamat ditulis di sebelah kanan, dan
3.
Jabatan pengirim surat ditulis sdi atas tanda tangan, dan nama
ditulis di antara dua kurung.
Ciri
Bentuk Surat Resmi Indonesia Baru:
1.
Nama tempat tinggal dicantumkan sebelum tanggal surat karena sudah
tertera pada kepala surat.
2.
Alamat ditulis sebelah kiri surat, dan
3.
Jabatan pengirim surat ditulis di bawah tanda tangan, dan nama
terang ditulis tanpa diapit oleh tanda kurung.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dalam penulisan surat, tampaknya masih banyak dari kita yang
mengalami kesulitan. Bahkan ketika kita menulis surat resmi, atau kita pernah
menerima surat dari seseorang/pihak lain, tak jarang di dalamnya ditemukan
ketidakjelasan isi, kekurangruntutan sajian, kekeliruan berbahasa, dan
ketidakjelasan format yang digunakan. Untuk itu, ada beberapa kaidah yang perlu
diperhatikan agar terhindar dari berbagai kesalahan, antara lain:
a.
Fungsi Surat
1.
Alat Bukti Tertulis
2.
Bukti Historis
3.
Alat Pengingat
4.
Duta Organisasi
b.
Pedoman Penulisan Surat
1.
Isi Surat
2.
Bahasa Surat
3.
Kecakapan Menulis Surat
c.
Jenis/Penggolongan Surat
1.
Berdasarkan Wujudnya Surat
a)
Kartupos
b)
Warkatpos
c)
Surat Bersampul
d)
Memorandum (Memo) dan Nota
e)
Telegram
f)
Faximile (Teleks)
2.
Berdasarkan Tujuan atau Isinya (Surat Dinas)
a)
Surat Pemberitahuan
b)
Surat Perintah
c)
Surat Permintaan/Permohonan
d)
Surat Teguran/Peringatan
e)
Surat Panggilan
f)
Surat Pengantar
g)
Surat Keputusan
h)
Surat Perjanjian
i)
Surat Undangan
j)
Surat Keterangan
k)
Surat Tugas
l)
Surat Edaran
m)
Surat Pernyataan
n)
Surat Pengumuman
o)
Surat Perjanjian Kerja
p)
Surat lain
3.
Berdasarkan Isi atau Kepentingannya dan Pengirimnya
a)
Surat Niaga/Bisnis
b)
Surat Dinas
c)
Surat Sosial
d)
Surat Bentuk lain
e)
Surat Pribadi atau Personal
4.
Berdasarkan Keamanan Isinya/sifatnya
a)
Surat Rahasia atau Konfidensial (Terbatas)
b)
Surat Sangat Rahasia
c)
Surat Biasa
5.
Berdasarkan Urgensi Pengiriman/Penyelesaiannya
a)
Surat Segera atau Kilat
b)
Surat Sangat Segera atau Kilat Khusus
c)
Surat Biasa
6.
Berdasarkan Banyaknya Sasaran
a)
Surat Biasa
b)
Surat Edaran
c)
Surat Pengumuman
d.
Bagian-Bagian Surat
1.
Kepala Surat/Kop Surat (Letter Head)
2.
Tanggal Surat (Date of The Letter)
3.
Pokok Surat (Subject Phrase)
4.
Alamat Dalam (Inside Address)
5.
Kata Pemanggil/Pujian (Salutation)
6.
Isi Surat (Body of The Letter)
7.
Kata Penutup (Complementary Closed)
8.
Tanda Tangan (Signature)
2.4
Bentuk Bahasa Dalam Surat
a.
Bahasa yang Jelas
b.
Bahasa yang Lugas dan Singkat
c.
Bahasa yang Santun
d.
Bahasa yang Resmi
2.5
Penulisan Aneka Surat
a.
Teknik Pembuatan Surat
1.
Penggunaan Kertas
2.
Pengetikan atau Percetakan Surat
3.
Bentuk atau Model Surat
b.
Bentuk atau Model Surat
1.
Bentuk/Model Lurus Penuh/Blok Penuh (Full Block Style)
2.
Bentuk/Model Lurus/Blok (Block Style)
3.
Bentuk/Model Takuk/Gerigi (Indented Style)
4.
Bentuk/Model Setengah Lurus/Semi Blok (Semi Block Style)
5.
Bentuk/Model Paragraf Menggantung (Hanging Paragraph Style)
6.
Bentuk/Model Perkantoran (Official Style)
Ciri
Bentuk Surat Resmi Indonesia Lama:
1.
Tanggal surat didahului nama tanggal,
2.
Alamat ditulis di sebelah kanan, dan
3.
Jabatan pengirim surat ditulis sdi atas tanda tangan, dan nama
ditulis di antara dua kurung.
Ciri
Bentuk Surat Resmi Indonesia Baru:
1.
Nama tempat tinggal dicantumkan sebelum tanggal surat karena sudah
tertera pada kepala surat.
2.
Alamat ditulis sebelah kiri surat, dan
3.
Jabatan pengirim surat ditulis di bawah tanda tangan, dan nama
terang ditulis tanpa diapit oleh tanda kurung.
3.2
Saran
Demikian penjelasan mengenai Teknik
Penulisan Surat, semoga bisa bermanfaat bagi
segenap pembaca.Kami mohon maaf apabila ada kesalahan baik
berupa penulisan maupun pembahasan di atas karena keterbatasan pengetahuan.
Kiranya kritik dan saran yang
membangun sangat kami perlukan untuk perbaikan penulisan makalah ini ke depan. Sekian, dan Wallahu ‘Alam bish showab.
DAFTAR
PUSTAKA
Demas Marsudi, dkk.,Bahasa & Sastra Indonesia 3:Untuk
Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Kelas XII Program Studi IPA-IPS,(Jakarta:
Pusat PerbukuanDepartemen Pendidikan
Nasional, 2009). (Ebook)
Kundharu Saddhono, St. Y. Slamet, Pembelajaran
Keterampilan Berbahasa Indonesia: Teori dan Aplikasi,(Yogyakarta: Graha
Ilmu, Ed. 2, Cet. I, 2014).
Nanik Suryani, dkk.,Korespondensi Bahasa Indonesia,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, Cet. I, 2014).
E. Kusnadi H., dkk.,Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2: Untuk
Siswa SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial,(Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009). (Ebook)
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia: Untuk Mahasiswa Non
Jurusan Agama. (Jakarta: Diksi Insan Mulia, Cet. X (Ed. 2004-2005)).
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamusku IndonesiaBalai Pustaka,(Bandung:
Apl. Android oleh Kodelokus Cipta Aplikasi, Ed. Revisi. 2014).
[1]Kundharu Saddhono, Y. Slamet, Pembelajaran Keterampilan
Berbahasa Indonesia: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, Ed. 2,
Cet. I, 2014), hlm. 186.
[2]Ibid.
[4]Nanik Suryani, dkk.,Korespondensi Bahasa Indonesia.
(Yogyakarta: Graha Ilmu, Cet. I, 2014), hlm 2.
[5]Ibid.
[9]Kundharu Saddhono. Y. Slamet, Pembelajaran …, hlm. 188.
[13]
Lihat pula: Kusnadi H., dkk, Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2: Untuk Siswa
SMA/MA Kelas XI Ilmu Alam/Ilmu Sosial, (Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2009), hlm. 29-30. (Ebook).
[18]
Lihat pula: Demas Marsudi, dkk.,Bahasa & Sastra Indonesia 3: Untuk
Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Kelas XII Program Studi IPA-IPS,
(Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2009), hlm. 52. (Ebook).
[23]Kundharu Saddhono, Y. Slamet, Pembelajaran …, hlm. 197.
[26]Ibid.
[28]Ibid.
[30]Nanik Suryani, dkk.,Korespondensi…, hlm. 6.
[31]Ibid.
[36]Ibid…,
hlm 188-189. Lihat pula, Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia: Untuk
Mahasiswa Non Jurusan Agama, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, Cet. X (Ed.
2004-2005)), hlm. 232-236.
[37]Dialek
adalah variasi bahasa yang berbeda-beda menurut pemakai (misal: bahasa dari
suatu daerah tertentu, kelompok sosial tertentu, atau kurun waktu tertentu.
[38]Slang
merupakan ragam bahasa tidak resmi dan tidak baku yang sifatnya musiman,
dipakai oleh kaum remaja atau kelompok sosial tertentu untuk komunikasi intern
dengan maksud agar yang bukan kelompokknya tidak mengerti.
[43]Ibid…,
hlm. 189. Untuk contoh-contoh surat, lihat pula pada Lamuddin Finoza, Komposisi…,
hlm. 237-248.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar